Kamis, 05 Desember 2013

PERANAN DAN MANFAAT ETIKA BISNIS DI BIDANG PEMASARAN, KEUANGAN SERTA TEKNOLOGI, DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI



Sebagaimana sudah kita ketahui sebelumnya, bahwa etika bisnis sangat diperlukan bagi seluruh perusahaan atau suatu badan usaha. Etika bisnis tersebut bermaksud untuk membatasi perilaku atau kegiatan suatu perusahaan. Beretika tidak hanya untuk berperilaku antar sesama indvidu, namun dalam menjalankan suatu kegiatan di perusahaan, maka kita juga harus beretika. Ketika kita beretika, maka usaha yang akan dilaksanakan tersebut juga akan berjalan dengan baik.
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Etika Bisnis adalah Suatu kode etik perilaku Pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan bisnis.
Etika adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar.
Beretika dalam bisnis juga memberikan manfaat yang cukup banyak bagi suatu perusahaan, seperti :
1.      Bermanfaat sebagai pemodan perilaku.
2.      Bermanfaat sebagai identitas suatu perusahaan.
3.      Visi dan Misi perusahaan jelas.
4.      Membatasi peran perusahaan.
5.      Dapat meningkatkan kredibilitas.
6.      Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) di bidang etika.
7.      Bagi perusahaan yang sudah go public, dapat memperoleh manfaat berupa meningkatnya kepercayaan para investor.
8.      Membangun corporate image.
9.      Dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang..
10.  Untuk menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.


Cara mempertahankan standar etika :
a.       Menciptakan kepercayaan perusahaan
b.      Jalankan kode etik
c.       Lindungi hak perorangan
d.      Adakan pelatihan etika
e.       Lakukan audit etika secara periodik
f.       Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jagan hanya aturan
g.      Hindari contoh etika yang tercela
h.      Ciptakan budaya komunikasi dua arah
Perusahaan bertanggungjawab atas beberapa faktor, seperti :
a.       Tanggung jawab terhadap lingkungan
b.      Tanggung jawab terhadap karyawan
c.       Tanggung jawab terhadap investor
d.      Tanggung jawab terhadap pelanggan
e.       Tanggung jawab terhadap masyarakat
Dengan beretika, maka akan membawa perusahaan menjadi Good Corporate Culture. Yang artinya adalah perusahaan akan terus diterima keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Perusahaan akan menjalin hubungan yang baik dengan para masyarakat sekitar. Karna dalam menjalankan tugas atau kegiatan, perusahaan tersebut akan mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam hal memberikan informasi tentang usaha yang dijalankan. Hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar juga sangat diperlukan dalam kelangsungan hidup perusahaan.

·         Alasan Atas Kode Etik :
1. Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.
2.Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai aktivitas kontrol.
3. Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.
4. Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak beretika.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :
1.      Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".
2.      Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3.      Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4.      Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5.      Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6.      Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7.      Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.
8.      Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9.      Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
10.  Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11.  Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.
Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini.
Pertimbangan  Tanggung Jawab Sosial :
1.      Pelanggan (Customers)
2.      Pekerja (Employees)
3.      Pemegang saham (Stockholders)
4.       Kreditur (Creditors)
5.      Masyarakat (Communities)
Ø  Tanggung Jawab Sosial Kepada Pelanggan ( Social Responbility To Customers ) :
1.      Bagaimana Memastikan Tanggung jawab Bisnis :
·         Tetapkan kode etika.
·         Monitor keluhan pelanggan.
·         Memperoleh umpan balik pelanggan
2.      Bagaimana memastikan tanggungjawab Pemerintah :
·         Peraturan Keamanan Produk.
·         Peraturan Periklanan.
·         Peraturan Persaingan Industri.
Ø  Tanggung Jawab Sosial Kepada Pekerja ( Social Responbility To Employees ) :
1.      Keamanan Pekerja (Employee Safety) : Memastikan Tempat kerja yang aman bagi pekerja.
2.      Perlakuan pekerja :Memastikan tidak ada diskriminasi.
3.      Kesamaan kesempatan (Equal Opportunity) : Kesamaan Kesempatan/Hak sipil
4.      Bagaimana memastikan tanggung jawab Bisnis :
·         Keluhan Prosedur.
·         Kode etik.
·         UU Ketenaga kerjaan.
Ø  Tanggung Jawab Sosial Kepada Kreditor ( Social Responsibility To Creditors ) :
1.      Kewajiban Keuangan.
2.      Informasikan kreditur jika mempunyai permasalahan keuangan
Ø  Tanggung Jawab Sosial Kepada Lingkungan (Social Responsibility To The Environment) :
1.      Pencegahan polusi udara:
·         Peninjauan kembali proses produksi
·         Petunjuk Penyelenggaraan pemerintah
2.      Pencegahan polusi daratan:
·         Peninjauan kembali proses produksi dan pengemasan.
·         Menyimpan dan mengirim barang sisa beracun ke lokasi pembuangan

Ø  Tanggung Jawab Sosial Kepada Masyarakat (Social Responsibility To Community) :
1.      Sponsori peristiwa masyarakat lokal.
2.      Sumbangkan kepada masyarakat tidak mampu.

Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
·         Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
·         Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
·         Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Menurut Laurance E. Rothenberg, Globalisasi adalah percepatan dan intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang, perusahaan, dan pemerintah dari Negara yang berbeda.

Menurut Scholte, globalisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional, dalam hal ini masing-masing Negara tetap mempertahankan identitasnya, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain. Sedangkan menurut Emanuel Ritcher, globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.

Di era globalisasi ini, peran teknologi semakin maju. Dengan semakin majunya teknologi di zaman ini, maka setiap orang tentu juga akan lebih ingin menguasai dan mempelajari lebih lanjut tentang teknologi. Dengan majunya teknologi ini, maka memberikan dampak positif serta negatif. Dampak positifnya adalah, kita akan lebih mengerti tentang sesuatu yang sebelumnya belum kita mengerti. Misalnya dengan adanya alat teknologi seperti handphone, maka kita tidak sulit lagi untuk melakukan komunikasi, dan handphone itu bersifat portable, artinya handphone bisa dibawa kemanapun berpergian, berbeda dengan telepon rumah. Lalu adanya laptop, ini merupakan peralihan dari mesin tik. Sama-sama untuk mengetik suatu tulisan dan segalanya, namun laptop memiliki kelebihan dibanding dengan mesin tik. Laptop tidak memerlukan tinta dalam mengetik, namun laptop harus mencharge baterainya, dan laptop juga berfungsi untuk searching sesuatu melewati google dan bisa online untuk berbagai aplikasi.


Dampak negatifnya adalah, bagaimana teknologi yang ada ini dapat menghadapi era globalisasi. Persaingan yang ketat antara berbagai perusahaan teknologi terus berlangsung. Maka perusahaan yang berperan dalam menciptakan suatu teknologi juga harus menggunakan etika dalam berbisnis. Seperti mencakup privasi, akurasi, property, dan akses.   

v  Peranan dan Manfaat Etika Bisnis dalam Bidang Pemasaran
Dalam memasarkan produk dalam perusahaan, dapat dilakukan dengan karyawan atau pihak yang berada dibagian pemasaran. Pemasaran menurut Kotler (2000:8), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Untuk memasarkan suatu produk, maka dapat melalui kegiatan promosi. Promosi menurut Zeitahml dan Bitner (2000:24) adalah sejumlah kegiatan yang diambil oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan dan meyakinkan produknya kepada konsumen sasaran. Promosi bertujuan untuk menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1)      Menginformasikan (informing), dapat berupa :
a.       Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru,
b.      Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk,
c.       Menyampaikan perubahan harga kepada pasar,
d.      Menjelaskan cara kerja suatu produk,
e.       Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan,
f.       Meluruskan kesan yang keliru,
g.      Mengurangi ketakukan atau kekhawatiran pembeli,
h.      Membangun citra perusahaan.


2)      Membujuk pelanggan sasaran (persuading), untuk :
a.       Membentuk pilihan merek,
b.      Mengalihkan pilihan ke merek tertentu,
c.       Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk,
d.      Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga,
e.       Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman).
3)      Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas :
a.       Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat,
b.      Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan,
c.       Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan,
d.      Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.

Pada intinya promosi sangat diperlukan agar produk dapat dikenal oleh public atau masyarakat. Namun dalam kegiatan pemasaran atau promosi produk ini juga diperlukan etika-etika agar tidak melanggar peraturan promosi yang baik dan benar, dan juga tidak merugikan pihak-pihak yang dilibatkan dalam kegiatan ini.
Konsep Etika dalam Pemasaran ada 3 konsep etika menurut John R. Boatright adalah :
1.      Fairness (Justice)
Fairness menjadi pusat perhatian karena menjadi kebutuhan yang paling dasar dari transaksi pasar. Setiap pertukaran atau transaksi dianggap fair atau adil ketika satu sama lain memberikan keuntungan (mutually beneficial) dan memberikan informasi yang memadai. Namun pemberian informasi dalam transaksi ini masih diragukan. Hal ini disebabkan karena penjual tidak memiliki kewajiban untuk menyediakan semua. informasi yang relevan kepada pembeli atau pelanggan, dan pembeli memiliki suatu kewajiban untuk diinformasikan mengenai apa yang dibelinya.
Pertanyaan mengenai siapa yang memiliki kewajiban menyangkut informasi ini terbagi menjadi 2 doktrin tradisional dalam pemasaran, yaitu caveat emptor (biarkan pembeli berhati-hati) dan caveat venditor (biarkan penjual berhati-hati).
2.      FreedomFreedom
Berarti memberikan jangkauan pada pilihan konsumen. Freedom dapatdikatakan tidak ada apabila pemasar melakukan praktik manipulasi, dan mengambil keuntungan dari populasi yang tidak berdaya seperti anak-anak,orang-orang miskin, dan kaum lansia.
3.      Well-being
Suatu pertimbangan untuk mengevaluasi dampak social dari produk da juga periklanan, dan juga product safety.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi manajer pemasaran untuk melakukan tindakan tidak etis (Schermerhorn, 1999), yaitu:
1.      Manajer sebagai pribadi. Manajer secara pribadi ingin memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri, faktor lain yang mendorong manajer melakukan perilaku tidak etis yaitu agama dan tingkat pendidikan.
2.      Organisasi. Adanya aturan tertulis serta kebijakan resmi dari topmanajemen akan mempengaruhi tindakan etis para manajer, sehingga kadang kala mereka mengabaikan prinsip-prinsip pribadi mereka untuk kepentingan organisasi.
3.      Lingkungan. Salah satu bentuk pemasaran yaitu melalui iklan. Iklan dikenal sebagai motor penggerak ekonomi dalam dunia industri. Perusahaan membuat iklan dengan tujuan untuk meningkatkan profit dan keeksisan di pasar, untuk merebut pengaruh dan perhatian konsumen.
Dalam melakukan kegiatan pemasaran di zaman globalisasi ini, maka suatu perusahaan harus tetap mempertahankan etika dalam berbisnis. Sehingga tidak merugikan lingkungan perusahaan itu sendiri dan lingkungan sekitar. 

v  Peranan Etika Bisnis dalam Bidang Keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.
Fungsi-fungsi dari Manajemen Keuangan :
·         Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
·         Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
·         Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
·         Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
·         Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.
·         Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
·         Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
·         Pelaporan Keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan sekaligus sebagai bahan evaluasi

Ø  Peranan manajemen keuangan dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
·         Bertanggung jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan pemerolehan (acquisition), pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen aktiva secara efisien.
·         Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
·         Menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang terjadi pada: persaingan antarperusahaan; perekonomian dunia yang tidak menentu;perubahan teknologi; dan tingkat inflasi dan bunga yang berfluktuasi.

Ø  Manfaat Etika Bisnis dalam Bidang Keuangan :
Dalam kegiatannya untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba maksimal, perusahaan harus memperhatikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar, dalam bidang keuangan disajikan data untuk mengetahui keutungan yang diperoleh serta mengetahui apakah perusahaan mampu bertahan di dalam kondisi globalisasi, mengingat laporan keuangan perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan.

Ø  Adapun manfaat dari etika bisnis adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui laporan keuangan yang disajikan transparan, kredibel, dan akuntabilitas.
2.      Dapat melihat keadaan perusahaan apakah berjalan dengan baik atau tidak. Untuk memberikan data kepada pihak eksternal dan internal.
3.      Untuk menghindari tindak korupsi, dengan adanya data keuangan dapat diketahui sumber-sumber dana yang di dapat serta aktivitas-aktivitas biaya apa saja yang dijalankan.
4.      Dengan adanya etika bisnis, maka perusahaan semakin dipercaya oleh pihak pemegang saham, maupun masyarakat, karena sudah menjalankan etika-etika bisnis dalam suatu tantanan yang benar.

Jadi, pada bidang keuangan, fungsinya adalah untuk menyusun keuangan perusahaan, dan lainnya yang berhubungan dengan keuangan. Dalam menjalankan tugasnya juga diperlukan etika. Dengan tidakmerubah-rubah angka keuangannya, atau tidak memanipulasinya. Dan di zaman globablisasi ini, perusahaan harus bersikap jujur kepada para investor atau pihak lainnya tentang laporan keuangan perusahaannya.

v  Peranan Etika Bisnis dalam Bidang Teknologi
Di era globalisasi, teknologi informasi berperan sangat penting. Dengan menguasai teknologi dan informasi, kita memiliki modal yang cukup untuk menjadi pemenang dalam persaingan global.
Globalisasi adalah satu kata yang mungkin paling banyak dibicarakan orang selama lima tahun terakhir ini dengan pemahaman makna yang beragam. Namun, apa yang dipahami dengan istilah globalisasi akhirnya membawa kesadaran bagi manusia, bahwa semua penghuni planet ini saling terkait dan tidak bisa dipisahkan begitu saja satu sama lain walau ada rentang jarak yang secara fisik membentang. Dunia dipandang sebagai satu kesatuan dimana semua manusia di muka bumi ini terhubung satu sama lain dalam jaring-jaring kepentingan yang amat luas.Pembicaraan mengenai globalisasi adalah pembicaraan mengenai topik yang amat luas yang melingkupi aspek mendasar kehidupan manusia dari budaya, politik, ekonomi dan sosial. Globalisasi di bidang ekonomi barangkali kini menjadi kerangka acuan dan sekaligus contoh yang saat ini paling jelas menggambarkan bagaimana sebuah kebijakan global bisa berdampak pada banyak orang di tingkat lokal, sementara wacana globalisasi dalam hal yang lain mungkin tidak begitu mudah diamati secara jelas.
Contoh yang bisa diangkat mungkin adalah perdagangan internasional, kebijakan dana moneter internasional hingga ijin operasi perusahaan multi nasional yang menunjukkan bahwa mata-rantai-dampaknya pada akhirnya akan berakhir pada pelaku ekonomi lokal, baik positif maupun negatif. Desain globalisasi ekonomi sendiri misalnya, memang pada awalnya dinilai beritikad positif, yaitu menaikkan kinerja finansial negara-negara yang dianggap masih terbelakang secara ekonomi dengan melakukan kerjasama perdagangan dan kebijakan industri. Namun, dampak negatifnya ternyata tidak bisa dielakkan ketika penyesuaian kebijakan global itu tidak bisa dilakukan di tingkat lokal. Situasi menang-menang yang ingin dicapai berubah menjadi situasi kalah-menang yang tak terhindarkan bagi pelaku ekonomi lokal. Kasus fenomenal seperti yang tak kunjung usai, penjualan perkebunan kelapa sawit oleh pemerintah baru-baru ini, atau kasus lain yang nyaris tidak terliput secara luas seperti hilangnya jutaan plasma nuftah di hutan dan Papua Barat, menunjukkan hal itu dengan jelas. Tentu masih ada banyak yang lain.
Maka, tidak heran apabila kemudian sebagian merasa bahwa isu globalisasi berhembus ke arah negatif, yaitu bahwa globalisasi hanya menguntungkan mereka yang sudah lebih dahulu kuat secara ekonomi dan punya infrastruktur untuk melanggengkan dominasi ekonominya, sementara negara yang terbelakang hanya merasakan dampak positif globalisasi yang artifisial, namun sebenarnya tetap ditinggalkan. Sebagian yang lainnya tetap optimis dengan cita-cita hakiki globalisasi dan yakin bahwa tata manusia yang setara di muka bumi ini akan terwujud suatu saat nanti dengan upaya-upaya membangun kebersatuan sebagai sesama penghuni bola-dunia. Nampaknya, apapun esensi perdebatannya, yang ada di depan mata adalah berjalannya proses globalisasi di hampir segala bidang tanpa bisa dihentikan.
v  Etika dalam Teknologi Informasi
Masalah etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian sistem informasi. Masalah ini diidentifikasi oleh Richard Mason pada tahun 1986 (Zwass, 1998) yang mencakup privasi, akurasi, property, dan akses.   
1.      Privasi, menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati email yang dimiliki bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan dengan email pribadi daripada email para pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya. 
2.      Akurasi, terhadap informasi merupakan faktor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan, dam bahkan membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami oleh Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan dan bahkan pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya. Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.
3.      Properti, Perlindungan terhadap hak properti yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan sebutan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret).
4.      Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang melarang penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto, film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor. Hak seperti ini mudah didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masih hidup penciptanya ditambah 70 tahun.
5.      Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapat karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun.
6.      Rahasia Perdagangan. Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual.
7.      Akses. Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan. Teknologi informasi malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk semua pihak.

Intinya pada bidang teknologi ini pun harus tetap diberlakukan beretika dalam bernisnisnya. Para ahli teknologi yang telah menciptakan teknologi, mereka harus menyatakan hak ciptanya, hal tersebut dilakukan untuk menjaga karyanya agar itu tidak di duplikasikan oleh pihak lainnya yang tidak bertanggungjawab.